Makan Saprahan Budaya Dari Daerah Kalimantan Barat
Halo guys kali ini saya ingin membagikan informasi tentang makan saprahan ni, silahkan dibaca ya..
Makan saprahan adalah tradisi budaya makan nasi
beramai-ramai di atas daun pisang atau wadah lain. Makna saprahan adalah sopan
santun, atau kebersamaan yang mengandung semangat duduk sama rendah, berdiri
sama tinggi. Tradisi saprahan berasal dari kata "Saprah" yang artinya
berhampar, yakni budaya makan bersama dengan cara duduk lesehan bersila di atas
lantai secara berkelompok.
Pada mulanya, adat makan saprahan hanya berlaku di
lingkungan Kesultanan Pontianak saja, akan tetapi pada masa sekarang telah
berkembang hingga dilaksanakan pula oleh kalangan masyarakat Melayu Kota
Pontianak. Makan saprahan biasanya terdapat di acara pernikahan, syukuran, atau
selamatan maupun tahlilan. Tamu yang hadir di acara saprahan biasanya diundang
oleh yang punya hajat, atau tetua kampung secara lisan. Menu utamanya ialah
nasi dengan lauk pauk berupa daging, sayur, lalapan, telur, sambal dan sebagainya.
Peralatan dan perlengkapannya mencakup kain saprahan, piring makan, kobokan
beserta kain serbet.
Pelaksanaan makan saprahan ini terdapat petugas yang
membawa dan meletakan peralatan harus berpakaian rapi, diutamakan menggunakan
pakaian adat Melayu (laki-laki, telok belanga dan perempuan, baju kurung).
Petugas pembawa peralatan adat saprahan berjalan, duduk dan bergerak mundur
maju dengan tertib dan tidak diperkenankan membelakangi tamu yang hadir.
Setelah semua hidangan disajikan dengan lengkap, tamu dipersilahkan makan
bersama. Selesai makan bersama, maka semua peralatan dan perlengkapan diangkat
semua. Selanjutnya air serbat dan kue tradisional khas Kota Pontianak diberikan
kepada semua tamu yang hadir.
Sebagai penutup adat Saprahan ini dilakukan
pembacaan shalawat yang dipimpin oleh seseorang yang dituakan didalam majelis
adat Saprahan tersebut. Dengan demikian berakhirlah adat Saprahan Kota
Pontianak. Tradisi adat Saprahan makan saprahan diselenggarakan untuk menerima
tamu, sebagai penghormatan kepada tamu, acara pernikahan dan sebagainya.
Bentuk makan saprahan mulai dari memanjang, dan
melingkar. Memanjang disini adalah yang disusun, disajikan diatas kain yang
memanjang, sepanjang ruangan yang disiapkan. Tamu duduk secara berhadapan
ditengah-tengahnya sajian yang telah disediakan. Sedangkan melingkar artinya di
atas hamparan kain saprah yang ukuranya 1x1 meter saja. Ditengah kain saprahan
itu diletakkan pinggan saprahan, tempat nasi dikelilingi oleh lauk-pauk dan
diteruskan dengan pinggan nasi.
Kita tahu makan saprahan betul-betul mengeratkan
silahturahmi dengan berinteraksi satu sama lain. Dizaman sekarang jarang sekali
melihat kesederhanaan seperti ini, semua duduk sama rata tanpa
membanding-bandingkan status sosial, dan gotong royong membantu satu sama lain
tanpa memikirkan upah. Tujuan utama makan saprahan yaitu melestarikan tradisi
budaya turun temurun, supaya tidak punah dengan perkembangan sekarang yang
sudah serba modern.